Jember – Jempolindo.id – Peringatan HUT ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI), Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, selaku inspektur upacara menyampaikan amanat Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), di Stadion Noto Hadinegoro, pada Jum’at (25/11/2022) siang.


Turut hadir dalam upacara tersebut, Wakil Bupati Jember KH. MB. Firjaun Barlaman, Ketua TP PKK Kasih Fajarini, Dandim 0824/Jember Letkol. Inf. Batara C. Pangaribuan, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Hadi Mulyono, serta jajaran pimpinan OPD lain, dan ribuan Guru yang tergabung dalam PGRI.
“Ibu dan Bapak guru sebangsa dan setanah air. Tiga tahun yang lalu, kita melepas jangkar dan membentangkan layar kapal besar bernama Merdeka Belajar, ” ucap Nadiem Anwar Makarim, melalui Bupati Jember Ir Hendy Siswanto.
Mendikbudristek mengingatkan para guru untuk berinovasi, mengubah cara pandang dan cara kerja, dalam memberikan layanan terbaik bagi pendidik dan peserta didik.
“Platform Merdeka Mengajar yang kami luncurkan pada awal tahun ini, sepenuhnya kami rancang untuk memenuhi kebutuhan guru akan ruang untuk belajar, berkarya, dan berkolaborasi,” ujarnya.
Platform tersebut, kata Nadiem dibuat berdasarkan kebutuhan yang ada di lapangan, bukan berdasarkan keinginan kementerian.
“Ini adalah perubahan besar cara kerja pemerintahan dalam melayani masyarakat,” tegasnya.
Dalam Platform Merdeka Mengajar, menurut Nadiem, guru bisa mengakses modul pembelajaran dengan gratis, mengunggah dan membagikan konten-konten praktik baik pembelajaran, dan terkoneksi dengan rekan sesama guru dari daerah lain.
“Guru di Aceh sekarang bisa belajar dari guru di Papua. Guru di Kalimantan bisa menginspirasi guru-guru yang ada di Jawa,” ujarnya.
Nadiem juga menyampaikan rasa terima kasih, kepada lebih dari 1,6 juta pengguna Platform Merdeka Mengajar, yakni para guru yang mau mencoba hal-hal baru, yang tidak takut untuk berinovasi, yang sadar dan paham bahwa sudah tiba waktunya untuk bertransformasi.
“Kami juga terus membuka kesempatan bagi para guru untuk mengikuti program Guru Penggerak yang berbeda dengan program pendidikan yang ada selama ini.
Program Guru Penggerak bertujuan untuk menghasilkan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia,” paparnya.
Mereka adalah guru yang menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya, yang mampu menjadi mentor bagi guru-guru lainnya, dan berani melakukan terobosan-terobosan dalam memperjuangkan yang terbaik bagi muridnya.
“Inilah generasi baru kepala sekolah dan pengawas,” katanya.
Sekarang, lanjutnya sudah ada 50.000 Guru Penggerak, dan tentunya kami masih akan terus mendorong agar makin banyak guru di seluruh penjuru Nusantara menjadi Guru Penggerak untuk memimpin roda perubahan pendidikan Indonesia.
“Saya sangat berharap agar seluruh kepala daerah dapat segera mengangkat para Guru Penggerak untuk bisa menjadi kepala sekolah dan pengawas sekolah, para inovator di sekolah dan di lingkungan sekitar,” paparnya.
Begitu pula dengan program persiapan calon guru masa depan, khususnya melalui transformasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Prajabatan yang kini berorientasi pada praktik pengalaman lapangan, mengedepankan metode inkuiri, dan membiasakan guru melakukan refleksi.
Inovasi lainnya adalah kini perkuliahan PPG jauh lebih terintegrasi dengan sekolah, kampus, dan masyarakat melalui sistem digital.
Semua ini bertujuan untuk melahirkan para pendidik sejati yang profesional dan adaptif, yang terus memprioritaskan kebutuhan peserta didik, dan yang selalu bersemangat untuk berkolaborasi dalam berinovasi.
“Saya pun selalu yakin bahwa ide-ide brilian perlu didukung dengan kesejahteraan para guru,” katanya.
Untuk itulah, saat ini juga terus memprioritaskan pengangkatan guru honorer sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui seleksi ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK).
“Saya tidak menutup mata bahwa memang masih banyak hal yang perlu disempurnakan dalam program ini,” ucapnya.
Karena itulah semua harus bergotong royong agar target bisa tercapai, yakni satu juta guru diangkat sebagai ASN PPPK, dapat segera terwujud.
“Sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyamakan arah perjalanan kita menuju satu tujuan bersama, yakni pendidikan Indonesia yang maju, berkualitas, dan memerdekakan. Terus bentangkan layar kapal besar ini tanpa kenal lelah, dengan serempak dan serentak kita hadirkan inovasi dan transformasi, mewujudkan Merdeka Belajar di seluruh penjuru Nusantara,” jelasnya. (Agung)