Jember – Jempolindo.id – BBM naik, kebijakan Pemerintah itu mengejutkan Warga Jember. Biasanya, terlebih biasanya kenaikan BBM dilakukan pada tengah malam, kini masih pukul 14.30 WIB, kenaikan BBM di SPBU sudah diberlakukan.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berlaku untuk Pertalite, Pertamax dan Solar.
- Pertalite harga lama Rp. 7650, Harga Baru Rp. 10.000
- Biosolar harga lama Rp. 5150, harga Baru Rp 6800
- Pertamax harga lama Rp. 12.800, harga baru Rp. 14.500
Atas kenaikan harga itu, sejumlah warga di Jember mengaku kaget, karena dinilai kebijakan kenaikan BBM itu mendadak.
“Saya tahu kalau ada rencana kenaikan BBM dari media dan berita. Tapi untuk kenaikan BBM sore ini ya kaget. Biasanya kan tengah malam dinaikkan,” kata salah seorang pengendara motor Fajar Satriawan, saat antri BBM di SPBU Gajah Mada Jember, Sabtu (3/8/2022).
Meski kenaikan BBM itu sudah terjadi, sesuai ketetapan pemerintah, masyarakat mengaku pasrah.
“Tapi mau bagaimana lagi, karena tidak ada pilihan ya sudah tetap beli BBM,” sambungnya.
Menanggapi kebijakan pemerintah soal kenaikan harga BBM, kata pria warga Kecamatan Kaliwates ini, dianggap cukup mengecewakan.
“Karena harganya menurut saya terlalu mahal. Tapi ya kita sebagai rakyat hanya bisa menerima. Apalagi saya sebagai pengguna BBM jenis Pertalite dan untuk kebutuhan kerja,” ujar pria yang sehari-hari bekerja sebagai sales produk sabun itu.
Senada dengan Fajar, warga Kecamatan Kaliwates lainnya Budi, juga mengaku kaget saat adanya perubahan harga BBM yang terjadi sore hari.
“Kemarin kan kabarnya mulai tanggal 1 September. Tapi gak tau juga, kita kan sibuk kerja. Jadi gak ngikuti informasi. Tapi tadi pas sudah naik untuk (harga) BBM subsidi ya kaget,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu rumah sakit di Jember itu.
Menurutnya, jika pemerintah memiliki kebijakan untuk menyesuaikan harga BBM. Akan lebih bijak jika dapat mempertimbangkan dengan kondisi ekonomi masyarakat.
“Sebenarnya mau naik, ataupun tidak naik terserah. Bukannya sombong. Tapi mungkin bisa dipertimbangkan, karena kasihan buat warga yang ekonominya menengah ke bawah,” ucapnya.
Dia mengaku, tidak terpengaruh dengan kenaikan harga itu, karena memang biasa menggunakan Pertamax, sehingga dampaknya tidak begitu terasa.
“Tapi namanya juga kebijakan pemerintah, kita sebagai rakyat ikut saja. Apalagi BBM ini kita butuh. Kalau saya biasanya pakai pertamax,” sambungnya.
Terkait kondisi antrian yang terjadi di SPBU, jelang penyesuaian harga BBM yang dilakukan pemerintah.
Kata Pengawas SPBU Gajah Mada Sarifatul Mardiah, sudah terjadi antrian dan pembelian konsumen cukup banyak sejak 30 September 2022 kemarin.
“Untuk antrian panjang itu sejak tanggal 30 September kemarin. Pembelian banyak dan antri didominasi kendaraan motor. Alhamdulillah saat antrian tetap aman tidak ada kericuhan,” kata perempuan yang akrab dipanggil Sari ini.
Namun, untuk penyesuaian harga BBM yang terjadi 3 September 2022 ini, lanjut Sari, antrian sudah terjadi sejak pagi.
“Sekitar pukul 9 pagi itu antri. Antrian panjang itu ya (mungkin) karena kan masyarakat sudah tahu informasi,” ucapnya.
Petugas SPBU baru mendapatkan info untuk menyesuaikan harga BBM sekitar jam setengah 2 tadi.
*Ya alat kami disesuaikan. Kemudian berlakunya itu satu jam setelah informasi yang kami terima,” sambungnya.
Namun setelah dilakukan penyesuaian harga BBM, antrean tidak terlalu panjang lagi.
“Untuk antrian semakin memanjang itu sejak pukul 2 tadi. Tapi ya kita ikut aturan pusat, saat sudah jamnya ya harga naik itu,” tandasnya. (Fit)