Jember – Gaduhnya pergantian RT/RW desa Mayangan, ahirnya Sekcam Kecamatan Gumukmas Z Yeli angkat bicara, Rabu (09/3/2022).
Dikonfirmasi awak media, Yeli, mewakili camat Gumukmas mnjelaskan, terkait kewenangan menganti dan memberhentikan RT RW itu hak kepala desa Mayangan.
“Jadi pihak pemerintah Kecamatan Gumukmas tidak berhak intervensi,’ jelas Yelli.
Yelli menjelaskan, bahwa SK RT/RW sudah kasaluwarsa, karenanya Pemerintah Kecamatan Gumukmas telah melakulan sosialisasi yang bertempat di kantor Balai Desa Mayangan, tapi sifanya hanya melakukan pembinaan.
“Jadi kami jangan di bawa bawa dong, kami hanya melakukan pembinaan kepada kepala desa, sebihnya itu kembali kepada kepala desa Mayangan,” sergah Yelli.
Patokan pemerintah Kecamatan terkait dengan pergantian perangkat desa, menurut Yelli adalah Permendagri nomor 18 tahun 2018 pasal 6 :
1. Jenis LKD paling sedikit meliputi:
1. Rukun Tetangga;
2. Rukun Warga;
3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
4. Karang Taruna;
5. Pos Pelayanan Terpadu; dan
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
2. Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk LKD selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis LKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Desa.
Dalam hal tehnis pelaksanaannya, kata Yelli menjadi kewenangan Kades Manyanyan dan rakyat Desa Mayangan.
Lebih lanjut, kata Yelli, pihak Kecamatan Gumukmas akan segera melakukan pembinaan kepada pemerintah desa Mayangan.
“Intinya kami tidak ingin ada kegaduhan di wilayah pemerintahan desa mayangan,” tegas Yelli
Sejalan dengan pernyataan Yelli, anggota DPRD kabupaten Jember Holil Ashari menjelaskan, bahwa Kebijakan Kepala Desa Mayangan terkait dengan pengangkatan RT RW yang baru sudah kordinasi dulu dengan Muspika Gumukmas.
“Bahkan sebelumnya, kades Mayangan Sunoto sempat memberitahu dan kordinasi dengan saya dulu,” tuturnya.
Menurut Kholil, kegaduhan diduga terjadi efek dari kontestasi politik Pilkades tahun 2021.
“Saya kira merupakan dampak dari konflik Pilkades,” tutupnya (Gito)