JEMBER – JEMPOLINDO.ID – Proyek Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sungai Bondoyudo, senilai Rp Rp 59.775.526.000 digarap Asal-asalan. Bukan hanya materianya menggunakan pasir gumuk, campuran materialnya dikerjakan manual, tetapi juga proyek itu digarap pada saat air mengalir.

Mengetahui penggarapan proyek itu, wartawan jempolindo, Senin (2/8/2021) siang, mencoba menjumpai Kepala UPT Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bondoyudo Baru Lumajang, Isa, sayangnya yang bersangkutan sedang tidak ditempat.
Jempol hanya ditemui seorang stafnya yang tak mau disebutkan namanya. Pihaknya menjelaskan proyek rehabilitasi jaringan irigasi sumber dananya berasal dari PHLN DIPA ASVT PJPA BBWS Brantas, tahun anggaran 2021-2022.
Seperti papan proyek yang terpampang dilokasi, Proyek bernilai puluhan milyar itu, dikerjakan oleh PT Tirta Restu Ayunda beralamat di Jalan Sido Sermo pdk V VA/21 Surabaya.
Kabarnya, pada hari Jumat (30/7/2021), konsultan PT Wahana Krida Konsulindo dan Konsultan PT Manngala Karya Bangun Sarana, sempat menegur mandor, karena membiarkan campuran material di kerjakan secara manual, padahal mesin molen tersedia.
Sayangnya, pengawas proyek Bayong, belum bisa di hubungi. Chantingan WA Jempol, centang biru, pertanda chatingan itu dibaca, hanya saja tampaknya Bayong belum berkenan membalas.
Sedangkan, Staf UPT PSDA WS Bondoyudo Baru Lumajang Reza, menjelaskan bahwa pihaknya hanya berketempatan proyek. Mengenai ketentuan tehnis lelang dan pemenang lelang proyek tersebut, kata Reza sepenuhnya merupakan kewenangan Dirjen SDA Balai Besat Wilayah Sungai Brantas
“Bersama kami, sifatnya hanya koordinasi, kami hanya diberitahu bahwa aka nada proyek, Terkait pengawasan itu kewenangan kementrian,” ujarnya.
Sedangkan, saat pelaksanaan pengerjaan proyek, kata Reza, aliran sungai diatur dengan ketentuan 7 hari kering dan 14 hari air sungai dialirkan.
“Karena, memang ada keluhan dari petani, yang merasa terganggu dengan adanya pengerjaan proyek,” ujarnya. (Gito)