Jember – Jempolindo.id – Sebagai wujud partisipasi aktif, Rakyat Awas Pemilu (Rawaslu), siapkan 7000 relawan untuk mengawal Pemilu 2024 mendatang. Karena didorong atas kesaradaraen untuk mengawal proses demokrasi.
Pernyataan itu disampaikan Koordinator Rawaslu Jember Sugito, saat deklarasi Rawaslu, yang berlangsung di Pusat Belanja Dhira Balung Jember, pada Jum’at (02/12/2024) pukul 15.00 WIB.
“Rawaslu ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Aliansi Wartawan Jember Selatan (AWAS), yang ingin berperan aktif mengawal Pemilu,” ujar Sugito.
Oleh sebab itu, pembentukan Rawaslu, kata Sugito merupakan implementasi semangat Jurnalistik. Spperti diketahui Jurnalistik merupakan pilar ke empat demokrasi.
“Semangat itu yang mendorong kami untuk berbuat lebih konkrit, dengan terlibat secara aktif dalam turut mensukseskan Pemilu,” tegasnya.
Deklarasi yang diikuti sekira 22 anggota Awas, kata Sugito akan terus bergerak melakukan konsolidasi, untuk membentuk relawan yang tersebar di 31 Kecamatan, 222 desa dan 26 Kelurahan.
“Kita belum tahu jumlah TPS, karena masih belum ada pengumuman resmi dari penyelenggara Pemilu, tapi mengacu pada Pemilu 2019, maka ada setidak 7670 TPS,” ujar Wartawan Jempolindo itu.
Relawan Dorong Edukasi Masyarakat (Jempolindo)
Lebih lanjut, Sugito menjelaskan perlunya keterlibatan publik, dengan demikian nantinya Pemilu 2024 mendatang dapat berlangsung seperti yang dikehendaki bersama.
“Jangan sampai pesta demokrasi kelak menjadi cacat, karena terjadinya kecurangan,” tegasnya.
Indikasi terjadinya kecurangan itu, menurut Sugito sudah terjadi sejak tahapan rekrutmen Panitia Pengawas Kecamatan
“Kita tidak menuduh, tapi coba kita lihat saja nanti perjalanannya, setidaknya jangan sampai terjadi adanya permainan pemilu yang hanya akan menguntungkan partai politik dan calon legislatif tertentu,’ tandasnya.
Selama ini diakui, kata Sugito sering terdengar desas desus permainan suara, namun belum ada bukti yang cukup.
“Untuk itu, kita akan kawal agar dugaan terjadinya permainan itu dapat terpantau secara utuh,” katanya.
Sugito juga menengara masih kuatnya permainan politik uang (money politik), yang menurutnya hanya akan menciptakan pemimpin dengan kapasitas rendah.
“Oleh karena itu, Praktek politik uang itu juga menjadi sorotan kami, karena tingginya permainan politik uang akan berdampak buruk terhadap perjalanan pembangunan ke depan,” tegasnya.
Karenanya, kata Sugito Rawaslu akan berperan aktif untuk melakukan edukasi politik, agar rakyat sebagai pemegang kedaulatan, mengerti bagaimana menyalurkan hak pilihnya dengan benar.
“Kita agendakan dalam 500 hari kedepan, sosialisasi intensif kepada publik,” ujarnya.
Pada ahirnya, Sugito menjelaskan Rawaslu akan berkoordinasi dengan pihak pihak terkait. Setelah pirantinya siap.
“Tunggu saja, kiprah selanjutnya dari Rawaslu,” tutupnya. (#)