Johor – 60 PMI tenggelam. Melalui twitan akun tweeter @Barnamadotcom, menyebut kapal but yang membawa 60 Penumpang itu diperkirakan asal Indonesia yang akan masuk Malaysia, karam akibat cuaca buruk di Tanjung Balau, dekat Kota Tinggi. Rabu (15/12/2021)
Berdasarkan informasi yang disampaikan Maritim Negeri Johor, akibat kapal but karam di perairan johor Malaysia itu, telah ditemukan 10 mayat, 21 selamat dan 29 orang diantaranya dikabarkan masih hilang.
Kasus Warga Negara Indonesia yang ingin bekerja di Malaysia lewat jalur belakang, memang bukan rahasia lagi, mereka masuk ke wilayah Malaysia secara ilegal, dengan menumpang kapal tua, sehingga tidak jarang terjadi kecelakaan laut.
Seperti dilansir detiknews, Kepala penjaga pantai Malaysia, Laksamana Mohamad Zubil Mat Som, menuturkan kepada AFP bahwa para tentara yang berpatroli menemukan tujuh mayat pria dan empat mayat wanita di pantai.
Sekitar 20 pria dan dua wanita lainnya, sebut Mohamad Zubil, ditemukan dalam keadaan hidup setelah berenang ke sebuah pulau terdekat milik Indonesia dan mereka telah ditahan.
Puluhan orang lainnya dilaporkan masih hilang dan mereka diyakini tengah bersembunyi atau telah tenggelam di lautan. Otoritas Malaysia mengerahkan sejumlah kapal dan sebuah pesawat untuk mencari keberadaan mereka.
“Kami sangat menyesalkan tragedi mematikan ini. Saya mendesak para migran untuk tidak masuk ke Malaysia secara ilegal,” imbau Mohamad Zubil kepada AFP.
Malaysia yang relatif makmur diketahui menjadi tempat tinggal jutaan migran dari negara-negara Asia lainnya yang lebih miskin, dengan banyak dari mereka tidak memiliki dokumen lengkap yang sah.
Menurut sumber Jempol, Inilah jika berangkat secara non prosedural, untuk perjalanan saja harus diam-diam melewati jalan tikus dan menggunakan kapal boat yang tidak ada faktor keamanan.
“Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk senantiasa melawan tekong2 yang menjual nyawa orang demi rupiah, ketika permasalahan terjadi tidak ada tanggungjawab sedikitpun dari mereka,” kata sumber itu.
Betapa malangnya mereka ini, belum sampai Malaysia sudah harus menghadap Illahi, nanti sampai Malaysia pun mereka harus menghadapi penjara, bahkan ada yang dihukum cambuk, dikirim ke depo imigrasi sampai mereka menderita scabies dan penyakit lainnya.
“Akhirnya menunggu untuk dipulangkan oleh kita,” sesalnya. (*)