Jember, Jempolindo.id – Dampak dari telah dirumahkannya 336 Non ASN di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Berton Ton sampah tak terganggulangi.
Kepala UPTD TPSA Pakusari RM Masbut menyampaikan bahwa dari telah dirumahkannya karyawan NON ASN di DLH Jember menyebabkan tumpukan sampah tak bisa tertanggulangi.
“Ya signifikan sih, DLH hanya bisa melayani 20 hingga 30 persen dari timbunan sampah yang ada di fasilitas umum dan jalan raya,” ujarnya kepada media ini, pada Senin (10/02/2025).
Karena sebanyak 80 persen tenaga kerja di lingkungan DLH Jember adalah tenaga Non ASN. Sehingga tenaga ASN dikonsentrasikan untuk melayani langsung sampah yang dari masyarakat.
“Bukan membersihkan sarana dan prasarana umum, karena sampah tertampung di TPS yang tersebar di 21 titik di dalam kota,” ujarnya.
Dengan kurangnya tenaga kerja, maka tenaga ASN yang biasanya menyapu di beberapa titik dialihkan untuk mengangkut sampah.
“Karena kalau gak diangkut akan menjadi wabah nanti Jember,” katanya.
Kondisi tersebut merupakan dampak dari pemberlakuan UU no 20 tahun 2023, yang menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga Non ASN.
“Sehingga, kami sudah tidak mampu memberikan pelayanan maksimal untuk menangani sampah yang ada,” katanya.
“Bahkan, saya sendiri terkadang harus menjadi tenaga operator alat berat,” imbuhnya.
Sebelum tenaga Non ASN dirumahkan, rata rata sampah yang masuk ke TPS Pakusari, sebesar rata rata 197 ton per hari. Setelah dirumahkan, masuk 193 ton.
“Berarti sekitar 4 ton per hari masih terbengkalai di jalan dan fasilitas umum ” ujarnya.
Sementara itu, Wisnu Anggoro salah satu tenaga non ASN DLH Jember, menginginkan agar pemerintah mempertimbangkan kebijakannya, yang telah merumahkan Tenaga Non ASN.
“Saya sudah mengabdi bertahun tahun, dan tidak punya pekerjaan lain. Jadi kami mohon agar pemerintah mengkaji ulang, mendengar aspirasi kita, supaya kehidupan kita berjalan sebagai mana adanya,” pintanya. (Slmt)
