200 Warga Puger Gelar Aksi di Gunung Sadeng

jempolindo, jember, Gunung Sadeng, Aksi, Warga Puger
Aksi Warga Kecamatan Puger Kuasai Gunung Sadeng

Loading

Tim Asset Pemkab Jember  

Sebelumnya, Tim Aset pemkab Jember  dipimpin Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Jember Leon Lazuardi, telah melakukan penentuan titik wilayah penambangan khusus.  Pada hari Selasa (26/10/2023)

Sebelum tinjau dan tentukan lokasi, tim aset terlebih dahulu melakukan kordinasi dengan Muspika Puger dan Pemdes Kasian Timur Harianto. Bertempat di Kantor Desa Kasian Timur Kecamatan Puger.

Nampak, selain Muspika Puger, juga turut hadir puluhan pengrajin tumangan tradisional warga Kecamatan Puger.

Melalui Leon, setelah melakukan peninjauan dan tentukan lokasi wilayah tambang husus yang ada di Gunung Sadeng, Tim Aset akan menyampaikan kepada Bupati Jember.

“Selanjutnya kami akan sampaikan hasil kerja tim aset hari ini langsung ke Bupati Jember, untuk selanjutnya kewenangan Bupati Jember menentukan kebijakan,” ujarnya

Turunnya Tim Aset itu, untuk menindak lanjuti pernyataan Bupati Jember. Saat audensi bersama perwakilan 10 masyarakat pembakar tumangan tradisional Kecamatan Puger, di Pendopo Wahyawibawagraha, pada Selasa (25/10/2022).

Bupati Jember menyatakan, ingin masyarakat segera melakukan aktivitas penambangan yang ada di Gunung Sadeng.

Pernyataan Bupati Jember tersebut disaksikan Polres Jember, Komandan Kodim 0824 Jember, OPD terkait dan Muspika Puger

Saat audiensi itu, Bupati Jember mendapatkan masukan, bahwa para pengrajin tumangan, mendapatkan bahan baku batu kapur di Gunung Sadeng dengan cara membeli kepada pengusaha tambang.

“Jadi selama ini para pengrajin tumangan tradisional untuk mendapatkan bahan baku batu kapur masih beli” tanya bupati.

Di tempat yang sama, Kades Kasian Timur Harianto juga mengadu kepada Bupati Jember, menyampaikan jumlah pembakar yang ada di Kecamatan Puger, utamanya yang ada di Desa Kasian Timur, semula berjumlah sekitar 500 orang.

“Sedangkan beberapa tahun terakhir ini , jumlah mereka cuma berkisar 100 orang,” akunya

Penyusutan ini karena sulitnya para pengrajin tumangan mendapatkan bahan baku batu Kapur. “Kalaupun ada harganya sangat mahal sekali,” ujarnya.(Gito)

Table of Contents