JEMBER – JEMPOLINDO.ID – Wajib swab, Aktivis kampus UIN (Universitas Islam Negeri) KH Achmad Siddiq, Moh Sahid Satria, tak menolak wisuda dirinya. Menurutnya, UIN Jember sudah melaksanakan wisuda, yang berlangsung pada hari selasa (29/06/2021) sudah mematuhi protokol kesehatan.
Satria menuturkan, sekira 200 dari 400 wisudawan Mahasiswa UIN KHAS mengikuti wisuda yang berlangsung singkat, kurang lebih satu jam, mulai pukul 8.00 WIB – 9.00 WIB. Pelaksanaannya di dalam gedung di Aula Gedung Kuliah Terpadu (GKT), berkapasitas lebih dari 1000 orang.
“Memang, seharusnya wisuda berlangsung off line, dua hari, sekarang dan besok, secara bertahap besok, rencananya menyusul yang 200 wisudawan, secara off line, tetapi saya tidak menolak karena kampus mewajibkan peserta wisuda melakukan tes swab antigen,” ujarnya.
Saat pelaksanaan wisuda, menurut Satria sudah memenuhi standar protokol kesehata. Disamping jarak duduk antara peserta juga cukup jauh, seluruh peserta wisuda dan panitia, wajib menggunakan protokol kesehatan.
“Ya kalau soal ijin, kami tidak tahu, itu kan urusan panitia,” tegasnya.
Satria juga menyampaikan, pelaksanaan wisuda, memang tidak seperti biasanya. Kegiatan foto bersama juga ditiadakan.
“Orang tua kami, hanya bisa berada diluar gedung, dan tidak bisa berfoto bersama.” Ungkapnya.
Wisuda UIN Jember Melanggar Prokes
Meski sudah memenuhi standar prokes, tetapi pihak Satgas Covid-19 Kecamatan Kaliwates, mengaku tidak mengeluarkan izin adanya kegiatan wisuda itu. Dengan pertimbangan kondisi pandemi Covid-19 saat ini di Kabupaten Jember meningkat.
Seperti penjelasan Kapolsek Kaliwates Kompol Edy Sudarto, Kampus UIN KHAS beberapa waktu lalu, telah menjadi kluster penyebaran Covid-19.
“Satu minggu sebelum dimulai, saya dapat informasi dari Kepala Puskesmas Mangli (Kecamatan Kaliwates) dokter Dina. Ada kluster baru di UIN KHAS sekitar 11 orang positif, satu diantaranya Dekan dan lainnya staf,” kata Edy saat dikonfirmasi di Mapolsek Kaliwates, Selasa (29/6/2021).
Edy mengatakan, riwayat penyebaran virus Covid-19, berawal adanya seorang Dekan Kampus UIN KHAS Jember baru pulang dari kegiatan di Yogyakarta.
“Kemudian pulang ke sini (UIN KHAS) mengadakan workshop, laporan yang saya terima itu, dan singkat ceritanya gitu,” katanya.
Berdasarkan informasi itu, kata Edy, saat pihak panitia wisuda UIN KHAS yang mengajukan surat izin keramaian untuk mengadakan wisuda, tidak diperkenankan melakukan kegiatan wisuda secara tatap muka langsung.
“Kemudian, saya bersama Camat, Koramil, dan dokter Puskesmas Mangli, Kaliwates (Satgas Covid-19 tingkat Kecamatan Kaliwates). Mendatangi kampus, dan meminta untuk disampaikan kepada Rektor (UIN KHAS) yang tidak ada ditempat, saya tidak tahu kemana. Supaya pelaksanaan wisuda dengan offline (tatap muka langsung) diganti dengan online (daring),”
Adanya himbauan itu, kata Edy, sebanyak 60 – 70 persen panitia wisuda setuju untuk wisuda dilakukan secara daring.
Namun, rekomendasi pihak kampus UIN sepertinya tidak mengindahkan saran, agar wisuda wisuda dilaksanakan secara offline
“Prof Babun (Rektor UIN KHAS) tetap melaksanakan wisuda secara offline. Sehingga tadi saya terima informasi (tetap dilaksanakan) wisuda offline, (seketika itu) muspika ke lokasi bermaksud membubarkan. Tapi pelaksanaan hampir selesai, tinggal 4 – 5 orang. Pelaksanaan juga tidak ada seremonial. Prosesnya dipanggil, terima (ijazah) langsung pulang. Tidak sampai satu jam setengah selesai. Sehingga tidak jadi dibubarkan,” jelasnya. (*)