SBMI Jember Gelar Nobar Film Undocumented

Kisah Pilu Buruh Migran Indonesia

Jember _ Jempolindo.id _  SBMI Jember, Jawa  Timur mengadakan kegiatan Diskusi dan Nonton Bareng Film Undocumented, yang mengangkat tema Kisah pilu pekerja migran Indonesia pada saat wabah COVID-19 melanda dunia.

Keterangan Foto: Diskusi Publik dan Nonton Bareng Film Undocumented, di Kantor Desa Karangrejo Kecamatan Gumukmas

Baca juga: Jenazah Nurpati, Pahlawan Devisa Asal Jember Tiba di Rumah Duka 

Nobar Film dokumenter itu berlangsung di Balai Desa Karangrejo, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, pada Sabtu (04/11/2023).

Hadir pada acara itu perwakilan Disnakertrans Kabupaten Jember, BP3MI Banyuwangi, PMI Purna, Kepala Desa Karangrejo, Babinsa, Babinmas dan undangan lainnya.

Film diproduksi oleh Watchdoc Documentary dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), mengungkap fakta derita buruh migran asal Indonesia di negara asing

Melalui keterangan persnya, Ketua SBMI Jember Nadifatul Khoiroh, menjelaskan bahwa banyak buruh migran, menjadi korban perdagangan orang, korban penganiayaan dan kekerasan.

“Mereka juga membutuhkan pendampingan untuk menggali potensi remitansi menjadi aset produktif dan wirausaha mandiri melalui pemahaman literasi keuangan,” ujarnya.

Nadifatul Khoiroh, menjelaskan berlangsungnya kegiatan itu dilatarbelakangi, masih banyaknya mafia perdagangan orang bergerak, secara terstruktur dan dibekingi oleh oknum aparat, yang memiliki atributif kekuasaan, untuk memperdaya para buruh migran dan keluarganya.

“Oleh karenanya, SBMI dan Pemerintah tidak dapat bergerak sendiri, butuh sinergi kelembagaan organisasi masyarakat lain.

Masyarakat luas memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah melawan para sindikat,” ujar Nadifa

“Harapannya dengan kegiatan diskusi dan nonton bareng film ini dapat memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat terkait isu buruh migran dan permasalahannya,” imbuhnya.

Tujuan SBMI JEMBER Nobar dan Diskusi Publik 

Nadifa menjelaskan, tujuan kegiatan ini, kata Nadifa antara lain :

  1. Mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi SBMI dengan masyarakat dalam membangun kampanye edukasi isu sosial dan buruh migran.
  2. Membangun edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang permasalahan yang dialami buruh migran di masa COVID-19.
  3. Membangun jejaring dalam advokasi pada buruh migran

Sinopsis Film Undocumented

Film Undocumented, mengangkat kisah Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang bekerja di Malaysia, terutama yang berstatus Undocumented.

Pada masa Pandemi Covid-19, PMI di Malaysia, menjadi yang paling rentan, karena harus bertahan hidup, ketika Pemerintah Kerajaan Malaysia memberlakukan Lockdown.

PMI harus bertahan hidup tinggal di kongsi, rumah bedeng tempat tinggal selama bekerja di Malaysia. Mereka kelaparan, karena tidak bisa bekerja dan tidak bisa membeli makanan.

Selama 1 jam 15 menit, film itu mengisahkan PMI di Malaysia, yang meninggal, karena pandemi Covid-19. Mereka harus membiayai pemakamannya sendiri.

Tak terkecuali, PMI yang terinfeksi Covid-19, harus membiayai biaya isolasi mandiri, yang biayanya cukup mahal, kisaran 1000 hingga 1800 ringgit, atau setara dengan Rp. 3.414.000 – Rp. 6.143.000.

Pesan Disnakertrans Jember

Usai nonton bareng, dilanjutkan diskusi publik, dengan tema Menggali Fenomena pahlawan Devisa dalam film Undocumented, yang mencoba menggali materi, yakni cara migrasi aman dan TPPO.

Mewakili Disnakertrans Kabupaten Jember Ridha Herawati memberikan apresiasi atas berlangsungnya Diskusi Publik dan Nonton Bareng..

“Acara ini baik, agar masyarakat mengerti seluk beluk yang berhubungan dengan penyaluran tenaga kerja ke luar negeri,” ujarnya.

Menurut Ridha, kebersamaan yang terbangun diantara semua stakeholder terkait, akan membantu mengurangi terjadinya penyaluran PMI diluar prosedur resmi.

“Sehingga setidaknya, dapat mencegah terjadinya permasalahan, yang disebabkan penyaluran tenaga kerja yang tidak prosedural,” ujarnya.

Untuk itu, kata Ridha bagi yang ingin bekerja ke luar negeri, bisa mendaftar melalui akun siap kerja.

“Melalui akun tersebut, setiap calon PMI bisa mengetahui langsung perusahaan apa yang diminatinya,” katanya.

Selain itu, Ridha juga menghimbau, jika terjadi permasalahan terkait penyaluran tenaga kerja, dapat langsung menghubungi Disnakertrans Kabupaten Jember dan BP2MI.

“Jangan takut untuk melaporkan, kami juga tidak akan banyak tahu, jika tidak dibantu oleh masyarakat, termasuk SBMI,” tutupnya. (MMT)

Exit mobile version