14.3 C
East Java

Pohon Menangis Di Jember Ini Penjelasan Ilmiahnya

Berita Populer

Loading

Jember – Jempolindo.id  – Fenomena pohon menangis, di Dusun Curah Bamban, Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul, Jember, sempat membuat warga bertanya-tanya, selain terlihat mengeluarkan air, juga menebar aroma wangi. Namun, fenomena itu dapat dijelaskan secara ilmiah. 

Sebatang pohon setinggi kurang lebih 20 meter, di pinggir jalan raya, menurut warga, sejak tiga hari yang lalu, meski kondisi cuaca cerah dan panas, dari bagian batang dan  ranting pohon mengeluarkan tetesan air.

Bahkan, kata salah seorang warga sekitar Ali Mustafid, tetesan air tersebut juga mengeluarkan aroma wangi.

“Awalnya saat kita berada di bawah pohon itu kayak (seperti) gerimis. Padahal saat itu cuaca cerah. Kondisi itu dialami satu pohon itu, anehnya kok bisa banyak airnya,” kata Ali saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (4/11/2022).

Tetesan air yang tampak itu, katanya, keluar dari ujung-ujung ranting pohon.

“Kejadiannya sejak Selasa (1/11) kemarin, keluar tetesan air itu sekitar sejak pukul 7 pagi,” ucapnya.

Warga sekitar pun tampak heboh, kata Ali, bahkan menyebut jika pohon itu sedang menangis.

“Airnya itu menetes gitu mas. Masyarakat sekitar sih heran, kok bisa pohon ini seperti menangis gitu,” ungkapnya.

Pohon itu juga mengeluarkan aroma wangi, yang semakin membuat warga keheranan.

“Apalagi juga ada muncul seperti bau-bau wangi itu, harum. Ya kita gak mau berpikir mistis, tapi memang nyatanya ada,” imbuhnya.

Terpisah, terkait fenomena pohon menangis itu, menurut Ahli Konservasi Sumberdaya Alam Prodi Teknik Pertanian FTP (Fakultas Teknik Pertanian) Universitas Jember (Unej), Dr. Idah Andriyani STP MT IPM, dinilai bukan suatu yang aneh.

Keluarnya tetesan air dari ujung ataupun batang pohon tersebut, dapat dijelaskan secara ilmiah.

Karena merupakan fenomena alam yang alami,  tidak berkaitan dengan mistis.

“Untuk fenomena pohon menangis, itu adalah fenomena alam yang biasa terjadi di musim hujan,” kata Idah saat dikonfirmasi di tempat kerjanya Unej.

Idah menjelaskan, tanaman itu secara biologis ada beberapa peristiwa, atau mengalami proses metabolisme secara alami.

“Diantaranya adalah proses fotosintesis, respirasi, atau juga transpirasi. Yakni proses alami dimana tanaman mengeluarkan air dari permukaan batang. Secara normal itu terjadi setiap hari,” jelasnya.

Pohon yang tampak menangis itu, menurut Idah, karena ada proses metabolisme disebut  Gutasi.

“Atau proses dari pelepasan zat cair dari batang, daun, atau sebagainya. Saat kondisi transpirasi atau kondisi lingkungan, tidak memungkinkan untuk berubah menjadi gas. Tapi berubah menjadi zat cair. Atau dijelaskan, Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun,” ulasnya.

Fenomena itu  bisa terjadi, saat kondisi air banyak, tapi sinar matahari kurang.

“Sehingga air yang keluar dari bagian tanaman tidak menjadi gas, atau udara seperti kita bernapas. Tapi malah menjadi seperti embun,” katanya.

Namun demikian tetesan air yang keluar dari tanaman itu, tidak kemudian disebut juga sebagai embun.

“Karena kalau embun udara di sekililing tanaman. Karena proses pendinginan, (gas) tadi menjadi cairan. Untuk gutasi itu, airnya dari dalam tanaman itu, melepaskan kelebihan air yang diserap tanaman pada saat transpirasi tidak terjadi. biasanya, pada malam hari saat tekanan akar positif, maka tumbuhan menyerap air (secara) berlebihan,” jelasnya.

“Sehingga masyarakat melihatnya seperti menangis itu,” pungkasnya. (Fit)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru