Ichan Telah Berpulang, Insan Pers Indonesia Berduka

jempolindo, jember, ichan
Rumah Duka, Rumah Duka: Jalan Kuricang XIX blok GD7 No 21, Bintaro, Jakarta Selatan.

Loading

Jakarta _ Jempolindo.id _  Insan pers Indonesia, tentu saja sepatutnya berduka. Kabar telah meninggalnya M Ichsan Loulembah, mewarnai ruang media. Tak heran, karena selain sebagai Jurnalis, Ichan, sapaan akrabnya, adalah mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, periode 2004-2009.

Pada kesempatan ini Jempolindo juga mengucapkan duka sedalam – dalamnya, semoga almarhum senantiasa mendapatkan ampunan Nya.

Berikut Jempolindo, juga merasa perlu mengenangnya, dengan mengutip tulisan  Edmond Leonardo Sihaan, yang diupload di Facebook.

Edmond memberi judul tulisannya “Ichan Loulembah: Relawan Kemanusiaan Sejati”. Berikut selengkapnya, dikutip tanpa ada editan.

M Ichsan Loulembah, sahabat daun kawan-kawannya memanggilnya dengan nama kecilnya: Ichan.

Dibalik dandannya selalu rapi dan necis, M Ichsan Loulembah adalah sosok yang ramah kepada siapa saja, mau bergaul ke semua usia—tak pandang usia karena juga akrab dengan adik-adik lettingnya yang usianya jauh di bawah usianya.

Pria kelahiran Palu, 23 April 1966 ini sosoknya juga humoris, disela-sela obrolan atau diskusi yang serius, dia selalu memancing cerita humor dan tertawa ta ngisi-ngisi (Tergelak-gelak)—-tak jarang cerita lucu itu akan diinggatnya bertahun-tahun dan akan diulangnya ketika kami sedang berkumpul di Radio Nebula, Jalan Rajawali, Kota Palu.

Ketika masih sering kumpul-kumpul dulu di Radio Nebula saat Ichan pulang ke Kota Palu, kami berkumpul. Cerita ngalor-ngidul, terkadang ngobrol serius tentang informasi terkini di Ibu Kota Jakarta yang dibawa Ichan. Selama menetap di Jakarta, Ichan memiliki circle, jaringan dan pergaulan di elit politik di Jakarta.

Dia akrab dengan politisi, aktivis, orang pemerintahan dan tentu saja jurnalis yang selama ini digelutinya.

Saya selalu menanti informasi yang dibawanya, karena informasi itu tidak dimuat dimedia massa, namun sumbernya valid karena lingkaran pergaulannya yang memang sumber informasi ekonomi-politik terkini di Ibu Kota.

Sebagai jurnalis dan mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Periode 2004-2009, juga menambah lingkar pergaulannya di Ibu Kota. Sampai akhir hidupnya, ia masih aktif di Radio Tri Jaya FM dan Good Radio Jakarta. Juga sebagai pendiri Radio Nebula Palu.

Dia juga mendapat kepercayaan diberbagai organisasi lainnya, sebagai CEO Ranah Entertainment dan Pendiri Indonesia Institute dimana kesehariannya bersama dengan para cendikiawan ternama.

Sosoknya juga mengayomi kawan-kawannya, juga bijaksana dan bisa menenangkan. Saya pribadi yang tempramental selalu diberi nasehat lewat humor-humornya, jadi nasehat itu kesannya bukan menggurui tapi nasehat seorang Abang yang dikemas dalam humor.

Sebagai Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dikala masa kuliahnya, Ichan sangat idealis dan cerdas. Idealisme yang dipegangnya sampai akhir hayatnya. Walaupun dia bergaul dengan elit politik dan para pejabat penting, namun Ichan tidak pernah tergiur untuk menceburkan dirinya dalam pragmatisme dangkal itu. Saya pribadi sangat menghormati idealismenya ini.

Bagi saya, Ichan nyaris sempurna sebagai aktivis: pandai menulis yang mungkin karena jurnalistik yang digelutinya, argumentasi dan retorikanya juga sangat mumpuni, logikanya juga baik.

Pada saat bencana terjadi di Kota Palu dan sekitarnya tahun 2018 lalu, Ichan mengorganisir para relawan di Kota Palu yang terdiri dari Organisasi Non Pemerintah (Ornop) seperti Walhi Sulteng dan individu-individu lainnya.

Ichan menggerakkan jaringannya di Jakarta untuk membantu para korban bencana.

Saya mengenal Ichan adalah sosok yang rasa kemanusiaan dan solidaritasnya sangat tinggi. Ini salah satu yang saya salut dari dirinya.

Pada saat terjadi Konflik Kemanusiaan Poso, Ichan juga aktif membantu saya dan Almarhum Tahmidi Lahasido menggalang bantuan, sampai terbentuknya Kelompok Kerja Resolusi Konflik Kemanusiaan Poso (Pokja RKP) yang dipimpin oleh Almarhum Tahmidi Lasahido atau yang akrab dipanggil Ebe.

Hari ini, Minggu, 30 Juli 2023, sekitar pukul 12.00 WITA setelah saya beribadah minggu, saya mendapat kabar dukacita berpulangnya Ichan. Kabar dukacita yang saya tidak sangka sama sekali, karena hampir tiap hari saya baku gara (Bersenda gurau) di grup WA kala tensi berdebat di grup WA itu meningkat.

Saya tidak mampu menulis lebih panjang lagi karena sangat kaget dan bersedih kehilangan salah seorang senior, sahabat yang saya anggap Abang kandung.

Selamat jalan Bang Ichan, beristirahatlah dalam damai. Semoga Tuhan memberikan tempat terindah di sisiNYA sesuai amal dan kebaikan semasa hidupmu. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan kesabaran dalam dukacita ini.

Doaku untukmu dan Almarhum Ebe dalam istirahat abadi kalian. (*)

Table of Contents