Jember, Jempolindo.id – Dosen Untag Surabaya, lakukan pendampingan Pokdarwis dan pelatihan membatik dengan menggunakan bahan alami, yang ramah lingkungan, di Desa Kertosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.
Kolaborasi yang kreatif dan inovatif antara dunia akademis dan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan Ekowisata Sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Desa Kertosari Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan, telah mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM), kapasitas produksi dan kesejahteraan masyarakatnya.
Melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh DRTPM Kemendikbudristek tahun 2024, tiga dosen dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, yang terdiri dari Widiyatmo Ekoputro (sebagai Ketua Tim), Mulyanto Nugroho dan Hamim, serta dibantu mahasiswa Fatikhatur Rizki Auliya, Salwa Zahra Nabila, Vika Ramadhina Widyantari, Nur Syakbana, Jingga Jingga, Aprilia Jumaisyah, Muhammad Daffa Ramadhan, Kurniawan telah berhasil menggandeng ibu Ifa pegiat pewarna alami Pasuruan yang sudah malang melintang di dalam maupun luar negeri, untuk melaksanakan program pelatihan dan pendampingan membatik dengan pewarna alami.
Sekaligus pada kesempatan lain tim UNTAG Surabaya juga menghadirkan Dr.M.Suyanto,MM pemerhati lingkungan dari Surabaya dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan Pokdarwis “Randuwana” dengan materi khusus implementasi Sapta Pesona dan tour Guide-nya.
Program ini fokus pada pemberdayaan Masyarakat dan peningkatan kapasitas SDM di Desa Wisata Kertosari.
Saat diwawancari oleh media ini Widi, sapaan akrabnya yang juga dosen Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya bersyukur lolos untuk kali ke duanya melalui program PkM DRTPM 2024 yang konon sangat kompetitif dan harus bersaing dulu di Tingkat Nasional.
Ditempat terpisah Abdul Rochim (Kepala Desa Kertosari) mewakili masyarakat mengaku bangga dengan tim UNTAG Surabaya, karena desanya dijadikan tempat penelitian dan pengabdian.
“Sehingga secara tidak langsung melalui UNTAG Surabaya desa Kertosari ikut dipromosikan ke Tingkat Nasional,” ujarnya.
Penyerahan Alat Produksi Membatik Komplit, Perahu Karet dan mesin pemotong rumput. Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah penyediaan alat produksi membatik kepada ibu-ibu PKK Desa dan perwakilan Dusun agar nantinya dapat memproduksi batik secara mandiri serta bantuan alat untuk pengurus Pokdarwis dan Karang Taruna Desa Kertosari.
Melalui program kolaborasi yang digagas tim pelaksana dan didanai oleh PkM DRTPM 2024 ini dapat mengatasi kesenjangan ekonomi pada masyarakat yang terlibat.
Dengan dana Hibah sebesar Rp. 40.000.000, pelaksana PKM mengadakan dan membagikan 5 buah alat membatik komplit siap digunakan oleh ibu-ibu yang telah diserah terimakan kepada 5 kelompok perwakilan dusun langsung seusai pelatihan, sekaligus tim pelaksana juga memberikan 2 set mesin alat pemotong rumput untuk membersihkan lokasi wisata dan taman-taman, yang membutuhkan perawatan rutin.
Penyerahan alat tersebut 1 set untuk desa yang diwakili oleh Bapak Samsuri dan 1 set lagi diserah terimakan kepada Bapak H.Lan Lan Sudarman (Berlan) Ketua Paguyuban Peduli Bukit Kertosari Park mewakili warga bukit Kertosari untuk digunakan bersama warga.
Menyusul kemudian akan diserah terimakan 1 unit perahu karet ke Desa untuk digunakan Pokdarwis dan karang taruna pada kegiatan objek wisata rafting coban baung maupun lokasi wisata embung desa Kertosari.
Dampak Positif bagi Masyarakat Kolaborasi ini tidak hanya berdampak pada peningkatan produksi, tetapi juga pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Dengan pemberdayaan Masyarakat ini, di harapkan mampu meningkatnya kapasitasnya.
Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan msyarakat pada umumnya terkhusus pada kelompok penerima manfaat .
Pelatihan dan pendampingan sebagai Solusi Program pengabdian masyarakat ini merupakan contoh nyata dari penerapan konsep social entrepreneurship. dengan menggabungkan semangat kewirausahaan dengan kepedulian sosial, program ini berhasil memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di Desa Kertosari.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk terlibat dalam kegiatan serupa.
Kolaborasi antara dunia akademis, pemerintah, dan masyarakat merupakan kunci untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Akhmad Khusaini sebagai Ketua Pokdarwis “Randuwana” yang juga seorang guru dan Samsuri dkk adalah tokoh penggerak di desa Kertosari, menyampaikan rasa terimakasih kepada DRTPM Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kemendikbudristek atas dukungan peralatan dan pelatihan melalui pelaksana program PkM DRTPM 2024 dan tim pelaksana dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, berharap kegiatan program-program seperti ini dapat dilanjutkan lagi sehingga memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat sekaligus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah terutama penerima manfaat dari kegiatan ini. (Rilis)