18.9 C
East Java

Diduga Jadi Korban Investasi Bodong Puluhan Perempuan Gerudug Rumah Pengelola

Loading

Jember – Jempolindo.idMengaku jadi korban investasi bodong, puluhan perempuan muda gerudug rumah pengelola bernama Khosyiatul Magfiroh, di jalan Ikan Paus 4, Kelurahan Sempusari, Kecamatan Kaliwates, Jember, pada Sabtu (15/10/2022).

Khosyiatul Magfiroh, akrab disapa Mbak Vivi, perempuan berumur 29 tahun itu diduga menjadi pengelola investasi bodong dan arisan online.

Sejumlah perwakilan anggota investasi bodong dan arisan online, mendatangi rumah Mbak Vivi, menuntut pengembalian uang, yang penggunaan dananya tidak bisa dipertanggung jawabkan, malahan mereka merasa banyak merugikan anggotanya.

Kedatangan sejumlah perempuan muda, yang mengaku sebagai korban dugaan investasi bodong dan arisan online, didampingi  seorang kuasa hukum, karena dimungkinkan terkait kasus dugaan investasi bodong dan arisan online itu, akan dilanjutkan proses hukum.

“Para korban ini datang ke rumah Bu Vivi dan Pak Jimmy, atau Bu Khosyatul Maghfiroh. Untuk menuntut pengembalian dana-dana investasi, arisan, dan lain-lain. Bu Vivi ini diduga sebagai owner dari persoalan ini semua,” kata Kuasa Hukum para korban Alananto, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (15/10/2022).

Permasalahan ini, kata pria yang juga akrab disapa Alan ini, sebenarnya sudah terjadi sejak 3 bulan lalu, tapi selama ini, katanya, hanya janji saja yang disampaikan.

“Sehingga dari emosi yang memuncak, maka para korban-korban ini mendatangi rumah terduga owner ini,” katanya.

Modus dugaan investasi bodong dan arisan online yang dilakukan Vivi, kata Alan, dengan meyakinkan para peserta, yang kini jadi korban, dengan beberapa program untuk menipu daya korban.

“Istilahnya ada Dapin, Duos, trio dan program-program lain. Apa yang membuat tertarik, tentu iming-iming profit, owner menawarkan keuntungan kisaran 20-30 persen. Sehingga dengan profit itu membuat orang tertarik. Apalagi didukung tenggang waktu beragam. Ada 15 hari, 20 hari, 25 hari, dan macam-macam,” ulasnya.

“Peserta sekali pengiriman uang juga macam-macam ada Rp 20 juta, ada juga nominal lebih. Tanpa ada jaminan, yang unsurnya saling kepercayaan. Apalagi kepada owner,” sambungnya menjelaskan.

Para peserta atau korban, lanjutnya, dimasukkan dalam satu grup aplikasi dan medsos.

“Peserta tidak hanya dari Jember, ada dari Banyuwangi, Kalimantan, Tuban, dan Surabaya. Para korban ini awalnya dari pertemanan, kemudian saling mengenal dan ada yang ikut. Intinya kepercayaan pertemanan. Mereka (para korban dengan owner) saling bertemu,” ujarnya.

Namun, setelah berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun, muncul banyak persoalan, terlebih lagi owner dari investasi bodong dan arisan online itu.

“Ada bukti yang nanti akan kami ungkapkan, jika nama-nama (daftar peserta) investasi atau arisan juga kami duga banyak yang fiktif. Kenapa gitu ?, karena disampaikan sendiri oleh korban. Saat tadi di mediasi, jika daftar nama banyak yang fiktif. Juga mulai tidak lancarnya transfer profit kepada para anggota,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut salah satu anggota investasi bodong dan arisan online. Rere mengatakan, jika nominal uang yang diduga disalahgunakan owner  nominalnya bervariasi.

“Untuk kerugian kita masing-masing peserta macam-macam. Saya rugi Rp 680 juta, ada teman itu Rp 150 juta, juga ada yang Rp 80 juta. Itu semua uang pribadi kita. Bahkan jika dihitung kasar total Rp 3-4 Miliar,” ujar Rere.

Namun, setelah ikut menjadi peserta, lanjut Rere, tiga bulan terakhir dirinya mengaku ada hal yang mengganjal.

“Awalnya lancar saat ikut investasi atau arisan yang ditawarkan owner ini. Tapi lama-lama tidak bisa bayar, hanya melalui telpon menyampaikan berbagai alasan. Hanya profitnya saja yang diberikan kepada peserta. Kita percaya. Bahkan waktu kolep pun (kondisi kesulitan keuangan). Owner ini masih bisa bayar profit yang dijanjikan, entah uang darimana,” ulasnya.

“Mulai terasa ada yang tidak benar, sekitar awal Agustus kemarin. Transferan (baik profit atau pengembalian dana) mulai macet. Ditunda terus,” imbuhnya.

Senada dengan Rere, peserta investasi bodong dan arisan online lain. Fitri mengatakan, dirinya juga menjadi korban yang sama.

“Awal ada transferan masuk. Tapi itupun tidak sampai Rp 5 juta seperti yang dijanjikan. Yang tidak masuk 20-30 persen yang dijanjikan,” katanya.

“Apalagi dalam tawaran investasi ini, owner padahal dapat profit 10 persen dengan alasan untuk admin. Dari sinilah awal kecurigaan kami,” sambungnya.

Merasa Jadi Korban Investasi Bodong Tempuh Mediasi Harapkan Uang Kembali

Terkait kedatangan ke rumah Vivi selaku terduga owner dari investasi bodong dan arisan online tersebut. Kata Alan, sebagai langkah awal untuk melakukan mediasi.

investasi, bodong, gerudug rurmah pengelola
Tampak petugas Polsek Kaliwates Polres Jember berjaga di lokasi

“Barang kali ada upaya-upaya dari owner untuk bisa mengembalikan dana yang dihimpun dari para korban. Sehingga menjadi upaya yang baik. Tapi manakala upaya ini (mediasi) tidak bisa berjalan dengan baik. Apalagi tidak ada itikat baik, maka dimungkinkan upaya hukum yang akan dilakukan,” katanya.

“Apalagi selaku owner sudah mempersilahkan kami untuk melalui proses hukum. Sehingga (dimungkinkan) upaya hukum itu yang kami lakukan,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait kericuhan yang dilakukan sejumlah mbak-mbak itu, juga tampak sejumlah anggota Polsek Kaliwates yang mendatangi rumah Vivi.

Para anggota polisi itu, menerima laporan adanya persoalan yang dialami warga di wilayah Polsek Kaliwates.

“Kami datang atas informasi warga, kami hanya memantau dan melihat situasi yang ada untuk menjaga keamanan,” kata salah seorang anggota polisi yang enggan disebut namanya.

Pihak kepolisian, menyarankan pihak korban, membuat laporan polisi. Jika dimungkinkan ada yang mengarah ke persoalan hukum

Sedangkan, Khosyiatul Magfiroh atau akrab dipanggil Vivi itu enggan untuk dikonfirmasi.

“Maaf kami tidak bisa diwawancara,” ucapnya singkat.(Fit)

- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img