Bukan Diskusi Biasa, Mahasiswa UIN KHAS Jember Juga Belajar Membatik di Bukit Terapi 9

Jember _ Jempolindo.id _ Bukan hanya menggelar diskusi biasa, sebanyak 40 orang mahasiswa Prodi Fakultas Usuludin dan Humaniora Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember melaksanakan pelatihan Kelas Membatik, bertempat di Bukit Terapi 9, Desa Curahnongko, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, selama dua hari, pada Sabtu (29/09/2023) dan Minggu (30/09/2023).

Ketua FPK Kabupaten Jember Ir HM Sujatmiko, saat menjadi narasumber pada Diskusi yang digelar di Bukit Terapi 9

Mahasiswa UIN KHAS Jember Belajar Batik Pasadengan 

Pelatihan membatik itu dipandu oleh Siti Hariyani, pengelola Sanggar Batik Hariyani Ambulu Jember.

Disela – sela pelatihan membatik itu, Hariyani menjelaskan bahwa selama dua hari, para peserta diajari cara membatik.

“Selama dua hari peserta kita ajari membuat design, mencanting dan pewarnaan,” kata Hariyani.

Hariyani juga menjelaskan filosofi seni batik, yang penuh dengan makna ajaran nilai budaya Jawa.

‘Batik merupakan warisan seni asli Indonesia yang adiluhung. Masing-masing daerah di Jawa memiliki corak kekhasan yang berbeda dari daerah lainnya,” ujarnya.

‘Unesco sudah mengakui keberadaan batik sebagai kekayaan Indonesia dan tanggal 2 Oktober, ditetapkan sebagai Hari Batik. Karenanya, Mlmasyarakat dihimbau mengenakan baju batik pada Hari Batik,” katanya.

Terdapat kesalahan presepsi selama ini, kata Hariyani, yang menganggap daun tembakau sebagai motif batik Jember.

“Karena motif tembakau ciri khas batik Temanggung,” jelasnya.

Corak batik Solo, kata Hariyani akan berbeda dengan batik dari Pekalongan, Lasem Rembang, Madura, bahkan batik khas Jember bertema batik Pasadeng mengangkat sejarah kerajaan Sadeng memiliki estetika seni yang khas.

“Maka hasil dari simposium pegiat batik Jember beberapa waktu lalu menetapkan Pasadeng sebagai motif batik khas Jember,” imbuhnya.

Agenda Rutin

Sedangkan Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi Sejarah UIN Syafiqul Umamm enyampaikan, kepada awak media, kelas membatik ini secara rutin dilaksanakan setiap tahun.

“Selain belajar teknis membatik kami mencoba menelusur dari dimensi seni dan budaya,” ujarnya.

Sarasehan Budaya 

Kegiatan semakin meriah karena pada malam hari diselenggarakan penampilan seni dan sarasehan budaya.

Menghadirkan narasumber Pegiat Sosial sekaligus Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Jember,

Sujatmiko, dengan tema “Menguak Sejarah Perkembangan Masyarakat dan Pondok Pesantren sepuh (tua) di Jember”.

Mewakili Jendra Kabudayan Nurdiansyah Rachman, akrab disapa Cak Nung, memberikan motivasi, terkait peran serta mahasiswa dalam melestarikan seni budaya Nusantara.

“Kami juga menghimbau, agar bersikap arif bijaksana, proposional dalam menyikapi kemajuan medsos,” katanya.

Sedangkan Pemilik Terapi Bukit 9 H Karimullah Dahrujiadi memberikan apresiasi positif, atas pelaksanaan kegiatan mahasiswa UIN KHAS Jember tersebut.

“Kami mempersilahkan kepada mahasiswa untuk menggunakan BT 9 sebagai tempat beraktifitas dan berkarya,” tandasnya. (Gilang)

Exit mobile version