Bawaslu Jember Ajak Media Massa Kawal Pemilu 2024

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Bawaslu Jember mengajak media massa untuk berpartisipasi aktif menangkal berita Hoax dan isu sara, pada Pemilu 2024.  Ajakan itu disampaikan melalui Sosialisasi Pengawasan Partisipatif, Peran Media Massa Dalam Mengantisipasi informasi Hoaks dan Politisasi Sara di Masyarakat Jember.

Jempolindo, Jember, Bawaslu Jember, Media Massa, Pemilu
Keterangan: Wartawan Jember yang mengikuti Sosialisasi Bawaslu
Baca Juga : Pemkab Jember Pinjamkan Gedung Untuk Kantor Bawaslu Jember

Acara itu diikuti oleh 50 undangan, terdiri dari Organisasi Profesi Wartawan, yakni PWI, AJI, IJTI dan Penyandang Disabilitas, yang diselenggarakan di Hotel Aston Jember, pada Selasa (13/12/2022) siang.

Diskusi yang dimoderatori oleh Wartawan Jempolindo M Wildan Alfaridi, berlangsung cukup ganyeng.

Menurut Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember Ali Rahmad Yanuardi ST, kegiatan ini merupakan upaya membangun sinergisitas bersama media.

“Kami membutuhkan peran serta media dalam memberikan edukasi publik, sehingga mengeliminir munculnya berita Hoaks dan isu sara yang dapat menggangu berlangsungnya Pemilu,” ujar pria yang akrab disapa Yayan itu.

Yayan mencontohkan, isu Hoaks pernah terjadi baru lalu, atas merebaknya kabar, terkait dengan salah satu Calon Bupati Jember dr Hj Faida, yang mendapat restu dari Bawaslu Jawa Timur.

Seolah olah pasangan Faida – Fian, memenangkan gugatannya, dalam sengketa pilkada. Padahal, keputusan pemenang sudah final. Pemenang Pilkada tahun 2020 adalah pasangan Ir Hendy Siswanto dan KH MB Firjaun Barlaman

“Isu seperti ini yang sudah seharusnya diluruskan, agar tidak menimbulkan kekacauan publik,” tandasnya.

Demikian pula dengan merebaknya isu sara, yang menurut Yayan sangat mungkin terjadi, saat pemilu berlangsung.

“Untuk itu, media dapat mengambil bagian, secara aktif terlibat, untuk turu serta melakukan pengawasan serta pelurusan pemberitaan,” tegasnya.

Jempolindo_ Beda Status Media Sosial dan Karya Jurnalistik

Wakil Ketua PWI Jember Yakub Mulyono, dalam statemennya sebagai Nara sumber pada acara itu, menjelaskan tentang bentuk kabar yang beredar.

“Isu Hoaks, biasanya muncul dari masyarakat, bisa melalui media sosial atau media lainnya. Namun, kabar itu biasanya sulit dipertanggung jawabkan,” jelasnya.

Sedangkan berita media dalam bentuk karya jurnalistik, menurut Yakub bersandar pada kode etik jurnalistik (KEJ), yang harus dipatuhi oleh setiap wartawan.

“Karenanya, peran wartawan menjadi penting, setidaknya untuk meluruskan berita Hoaks yang beredar,” katanya

Demikian pula dengan pemanfaatan isu sara, yang biasanya terjadi pada saat pemilu.

“Wartawan dapat melakukan fungsi edukatif, sehingga terjadi pendewasaan pada pemikiran masyarakat,” ujarnya.

Pernyataan itu dikuatkan oleh Kabiro Expose Media Sullam Ridwan, yang membenarkan bahwa sosiologi masyarakat Kabupaten Jember, masih mudah dipengaruhi dengan isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

“Karenanya, media dapat menjadi penyampai informasi yang kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan,” paparnya.

Jempolindo_Peran Penyandang Disabilitas

Sementara, Aktivis Penyandang Disabilitas dan Sentra Advokasi Jember Asrorul Mais menilai, kelompok penyandang Disabilitas kabupaten Jember, sekira 9000 jiwa, selama ini sudah mengambil bagian dalam pemilu.

“Setidaknya 85 persen, penyandang disabilitas kabupaten Jember, sudah terlibat aktif dalam turut serta mensukseskan pemilu,” ujarnya.

Namun, Asrorul menyayangkan masih adanya diskriminasi terhadap penyandang Disabilitas.

“Undang undang masih belum berpihak dalam memenuhi hak politik penyandang disabilitas,” katanya.

Seperti misalnya, kaum perempuan yang dalam undang – undang, kata Asrorul diberikan ruang 30 persen untuk dapat dicalonkan sebagai legislatif, dalam berbagai tingkatan.

“Seharusnya, penyandang disabilitas juga diberikan ruang yang cukup, misalnya 5 persen saja,” ujarnya. (Gilang/Wildan)