7 Bulan Inflasi Jember Turun

jempolindo
Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU memimpin rapat koordinasi penanganan inflasi, di Gedung DPRD Jember

Jember _ Jempolindo.id _ Sinergisitas dan kolaborasi segenap pemangku kebijakan di Kabupaten Jember, selama 7 bulan berjalan mampu menurunkan angka Inflasi, hingga 1,44 Persen. Pernyataan itu disampaikan, saat Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi, di Gedung DPRD Jember, pada Rabu (16/08/2023) pagi.

Rapat Koordinasi Penanganan Inflasi, yang dipimpin langsung oleh Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, dihadiri oleh jajaran Forpimda Kabupaten Jember, Instansi terkait, dan OPD Pemkab Jember.

Rapat Koordinasi penanganan inflasi, di Gedung DPRD Jember

Baca juga: 73 Paskibraka Dikukuhkan, Ini Pesan Bupati Jember 

Bupati Jember Hendy Siswanto, mengingatkan dua isu penting, yang membutuhkan penanggulangan bersama, diantaranya penanganan inflasi dan menghadapi kemungkinan terjadinya bahaya el nino.

Jempolindo _ Inflasi Jember Terkendali 

Menurut Kepala BPS Kabupaten Jember Tri Erwandi, selama 7 bulan berjalan, inflasi di Jember, memang cukup terkendali. Angka itu berbeda jauh, dengan pertama kali memasuki penanganan inflasi.

“Nah ini, tinggal 5 bulan, jika selama 5 bulan ke depan inflasi bisa turun, atau malah deflasi, maka inflasi bisa terkendali pada angka 2 persen,” ujarnya.

Dalam skala nasional, kata Tri Erwandi, harga Cabe dan Bawang turun, tetapi di Kabupaten Jember, masih mengalami kenaikan sedikit.

“Namun, jika pada barang – barang penting dapat dikendalikan, maka lima bulan kedepan, inflasi di Jember sudah bisa terkendali,” jelasnya.

Jempolindo _ Stok Bulog Aman  

Kepala Bulog Subdivre XI Jember, Ari Hardiono menjamin keberadaan stok beras di Gudang Bulog, sebanyak 6500 ton, atau sebanyak 2200 ton per bulan, cukup untuk kebutuhan mulai bulan oktober hingga Desember 2023.

“Kesiapan stok itu, cukup menyumbang deflasi di kabupaten Jember,” ujarnya.

Meski, Ari mengakui pengadaan stok beras cukup terganggu, dengan meningkatnya harga beras di penggilingan padi, antara Rp 10.000 hingga Rp. 11.000,-

“Nah, ini cukup membuat kami kesulitan memasukkan barang sebagai stok di gudang kami,” ujarnya.

Urban Farming dan UMKM  

Kepala Kantor Perwakilan BI Jember Gunawan, menjelaskan bahwa dalam menghadapi urban farming, BI sependapat untuk mengembangkan pola pertanian, sejalan dengan upaya penanganan inflasi.

Gunawan, membenarkan terjadi kenaikan harga cabe di kabupaten Jember. Karenanya, diminta agar dilakukan pendekatan kepad daerah di luar Jember.

“Supaya memasukkan cabenya ke Jember, supaya bisa menurunkan harga cabe,” ujarnya.

Untuk membantu pemberdayaan UMKM, kata Gunawan secara umum kredit UMKM di Kabupaten Jember, masih cukup berjalan lancar.

“Karenanya, kami juga melakukan upaya pembinaan UMKM, melalui berbagai kegiatan,” tegasnya.

Gunawan mengingatkan, bahwa trend inflasi, biasanya terjadi bulan juli, Agustus dan september.

“Karena dipicu tahun ajaran baru, banyak kebutuhan anak yang baru masuk sekolah meningkat,” katanya.

Operasi Pasar Murah 

Kepala Disperindag Yuliana Harimurti, menjelaskan untuk menangani pengendalian inflasi, maka telah dilakukan operasi pasar murah, yang bekerjasama dengan Bulog dan PT Rajawali.

“Agenda pengendalian inflasi, telah kami jadwalkan hingga ahir tahun 2023,” tandasnya.

Aktifkan Satgas Pangan 

Sekretaris Daerah Kabupaten Jember Hadi Sasmito, menjelaskan adanya kehatiran adanya trend naik pada harga beras.

“Meskipun, kondisi di Jember sedang panen. Padahal, tingkat konsumsi terhadap beras cukup tinggi,” jelasnya.

Karenanya, Hadi Sasmito menyarankan agar dilakukan sidak, ke tempat penggilingan padi, untuk memastikan terjadinya penimbunan padi.

“Karenanya, kami sarankan agar tim satgas pengendalian pangan segera dapat disusun,” ujarnya.

Pantauan DPRD Jember

Ketua DPRD Jember Itqon Syauki, menyampaikan pentingnya dilakukan pemantauan harga beras, ancaman el nino, dan permasalahan lainnya.

“Mohon disampaikan kepada Komisi B agar dilakukan pengawasan serius,” katanya. (Ribut)

Exit mobile version