Sygma Research Ungkap Potensi Dampak Kemenangan Trump pada Keamanan Politik Indonesia

Jakarta, Jempolindo.id  – Ken Bimo Sultoni, peneliti politik keamanan dari Sygma Research and Consulting yang juga alumni S2 Ketahanan Nasional Universitas Indonesia, menyampaikan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS 2024 dapat berdampak signifikan terhadap situasi politik dan keamanan di Indonesia.

Meskipun pemilu ini terjadi di luar negeri, perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah kepemimpinan Trump bisa memengaruhi stabilitas kawasan Asia-Pasifik, terutama jika fokus kebijakan AS lebih diarahkan pada kepentingan domestik, yang berpotensi melemahkan peran AS di kawasan tersebut.

Menurut Ken, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan Indonesia diantaranya seperti stabilitas diplomasi, pengaruh kebijakan ekonomi AS, dan potensi polarisasi politik domestik.

“Jika AS mengutamakan kepentingan domestiknya, negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, harus semakin mengedepankan kerjasama regional untuk menjaga stabilitas dan mengurangi ketergantungan pada satu negara besar,” ungkap Ken.

Ken juga menambahkan bahwa kebijakan ekonomi proteksionis Trump dapat berdampak pada hubungan dagang Indonesia-AS. Potensi hambatan perdagangan atau perubahan dalam kemitraan dagang bisa mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.

“Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan kebijakan yang kurang menguntungkan dari AS. Kerja sama dengan negara-negara lain dalam memitigasi dampak kebijakan AS menjadi sangat penting,” ujarnya.

Di dalam negeri, kemenangan Trump juga bisa memperburuk polarisasi sosial yang sudah ada, mengingat beberapa kelompok politik di Indonesia cenderung terinspirasi oleh narasi populis yang berkembang di AS.

“Narasi populis yang berhasil di AS sering kali memengaruhi kelompok serupa di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini bisa memperburuk polarisasi sosial jika tidak dikelola dengan hati-hati oleh pemerintah dan masyarakat,” tambah Ken.

Ken juga menekankan pentingnya Indonesia memperkuat stabilitas politik dan keamanan domestik untuk menghadapi dampak dari perubahan politik global.

“Kebijakan yang antisipatif dan memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi akan menjadi kunci bagi Indonesia dalam menjaga stabilitas politik. Kerja sama ASEAN harus dimaksimalkan untuk merespon dinamika regional yang mungkin muncul,” ujar Ken.

“Indonesia harus tetap menjaga diplomasi yang seimbang dan memperkuat ketahanan ekonomi untuk memastikan tidak terpengaruh langsung oleh ketidakpastian global. Di sisi lain, penting juga untuk memperhatikan potensi polarisasi sosial yang bisa merusak kohesi sosial dan stabilitas politik dalam negeri,” pungkasnya. (#)

Table of Contents
Exit mobile version