Surabaya – Jempolindo.id – Penggunaan narasi agama acapkali menjadi pemicu tumbuhnya bibit radikalisme, terorisme dan sikap intoleran, karenanya BNPT dan FKPT Jawa Timur bersepakat harus ada upaya perlawanan narasi, sehingga tidak tumbuh subur di kalangan anak muda. Pernyataaan itu disampaikan Kolonel Rahmad Suhendro, dalam acara Ekspresi Indonesia Muda, yang dilaksanakan di Universitas Negeri Surabaya. Rabu, (19/10/2022).
Giat Ekspresi Indonesia Muda, merupakan upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, untuk menghalau masuknya propaganda radikalisme, terorisme dan intoleransi di kalangan pemuda dan pelajar.
Kolonel Rahmad Suhendro, menyebut maraknya radikalisasi menggunakan narasi agama, untuk mengembangkan jaringan teror melalui propaganda terorisme dengan memanfaatkan ruang digital.
Namun, melawan propaganda tersebut harus pula dilakukan upaya edukasi kepda siswa siswi SMA dan mahasiswa, sehingga terjadi pemahaman atas bahaya radikalisme, terorisme dan intoleransi tersebut.
“BNPT selama ini mendukung upaya penanggulangan terorisme di Indonesia. Ekspresi Indonesia muda dengan saluran media yang dimiliki berkomitmen menjaga kehidupan siswa siswi dan mahasiswa yang harmonis dan melawan segala bentuk radikalisme, terorisme dan intoleransi,” ulasnya.
Pernyataan itu sejalan dengan pemikiran Kepala Bakesbangpol Jatim Heru Wahono Santoso, yang membahas upaya bersama dalam mengedukasi dan melakukan kontra narasi terhadap paham radikal terorisme di media mainstream dan media sosial dengan FKPT Jawa Timur.
“Dengan cakupan wilayah yang luas, optimis kerja sama dengan FKTP Jatim menjadi langkah strategis dalam memberantas terorisme. Langkah yang baik UNESA telah mendukung pembangunan narasi anti radikalisme dan terorisme,” ujarnya. (BNPT)